Pages

Jumat, 07 November 2014

MENGOLAH KAYU KOPI MENJADI MEUBEUL DAN KERAJINAN YANG UNIK

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan mutu tanaman kopi adalah dengan melakukan peremajaan. Peremajaan terhadap tanaman kopi dilakukan terhadap tanaman yang sudah tua yaitu yang sudah berumur diatas 15 tahun. Pada umur tersebut tanaman kopi memasuki masa yang sudah tidak produktif lagi, sehingga replanting dengan tanaman baru dari varietas unggul merupakan tindakan yang harus segera dilakukan. Pada pekerjaan peremajaan  seperti itu dilaku kan penebangan dan pembongkaran tanaman lama, sehingga akan dihasilkan kayu-kayu kopi yang melimpah.
Selama ini kayu kopi hasil peremajaan lebih banyak dimanfaatkan sebagai kayu bakar, tetapi di tangan-tangan yang penuh kreatif kayu kopi yang nampaknya kurang berharga tersebut diolah menjadi barang-barang yang bernilai ekonomi tinggi yaitu meubel serta kerajinan yang unik dan menarik. Seperti yang dilakukan para pengrajin di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur yang mengolah kayu kopi tua hasil peremajaan menjadi meubel perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dipan, dudukan lampu, meja telepon, pigura dan asbak  yang unik.
Kayu kopi tua yang pada umumnya berumur 25 tahun keatas tersebut, pada saat budidaya sering dilakukan pemangkasan cabang, dimana pada bekas pangkasan seiring dengan bertambahnya umur tanaman membentuk bonggol (gembol) yang unik.  Selanjutnya ketika  diolah menjadi meja ataupun kursi bentuk bonggol yang alamiah tetap dipertahankan dan diserasikan dengan lekuk serta bentuk meja ataupun kursi, sehingga menghasilkan meja ataupun kursi yang unik dan indah yang mengandung unsur seni yang tinggi (Gambar 1).
Saat ini kreativitas yang dilakukan pengrajin di Kabupaten Jember dan Banyuwangi tersebut, dilakukan juga oleh pengrajin di Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan, serta pengrajin di Kabupaten Bolaang Mongodow Timur, Provinsi Sulawesi Utara, mengingat di daerah tersebut terdapat hamparan luas kebun kopi rakyat yang sudah tua dan tidak produktif lagi.   Dari tangan para pengrajin yang kreatif tersebut lahirlah olahan kayu kopi tua  berbentuk meubel perabot rumah tangga yang unik bernilai jutaan rupiah.

Selain dari batang dan cabang, ternyata dari akar kayu kopi tua tersebut dapat juga diolah menjadi benda seni yang indah. Seperti yang dilakukan oleh para pengrajin di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu yang menyulap akar pohon kopi menjadi berbagai hiasan pohon dan bunga yang unik bentuknya (Gambar 2). Pohon kopi yang ditanam pada tanah dengan struktur yang gembur dan tekstur liat berpasir memiliki  akar yang bercabang-cabang, sehingga  menjadikan akar tersebut berkarakteristik seperti miniatur pohon, bunga serta menyerupai bonsai.

Disamping diolah menjadi barang yang unik, dari kayu kopi tua dapat juga diolah menjadi rangkaian tasbih, stick drum dan tongkat komando seperti yang dilakukan oleh para pengrajin di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Pada setiap menjelang bulan Ramadhan dan ibadah haji para pengrajin tasbih selalu kebanjiran pesanan  ribuan untai tasbih dari bahan kayu kopi.
Belakangan ini meja maupun kursi unik dari kayu kopi sudah menembus pasar konsumen di Amerika Serikat dan Kanada.  Oleh karena itu, sudah selayaknya mutu dan desain produk tersebut semakin ditingkatkan, agar kesimbungan pasar dapat terjamin dengan baik.  Untuk itu diperlukan peran aktif Pemda dalam hal ini Dinas Perindustrian dalam memberikan bimbingan ilmu pengatahuan dan pelatihan, serta bantuan peralatan agar produk yang dihasilkan dapat lebih bermutu dan beragam desain. Begitupun seharusnya Pemda membantu mempromosikan produk tersebut pada berbagai ajang pameran di dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam hal meningkatkan mutu, maka pengawetan kayu harus segera dilakukan, mengingat kayu kopi merupakan satu famili dengan kayu jabon (Anthocephalus cadamba) memiliki kelas kuat III dan kelas awet IV, dimana menurut SNI 03-5010.1-1999 menyatakan bahwa kayu dengan kelas awet III, IV dan V harus dilakukan pengawetan untuk menambah umur pakai kayu lebih lama.  Untuk itu dapat diterapkan teknologi pengawetan kayu dengan bahan pengawet alami yang tidak membahayakan lingkungan dan aman bagi manusia, yaitu dengan memanfaatkan asap cair yang mengandung senyawa fenol dan asam yang bersifat racun bagi perusak kayu.
Begitupun dalam proses finishing produksi, sebaiknya mempergunakan vernish yang ramah lingkungan dan aman bagi manusia, dalam hal ini sebaiknya menggunakan vernish NC (nitrocellulose) jenis DOP ataupun glossy, dimana dengan bahan ini dapat membuat serat dan tekstur kayu terlihat indah serta warna kayu menjadi lebih hidup. Sehingga dengan perlakuan peningkatan mutu tersebut akan semakin menambah daya tarik produk, yang pada gilirannya akan menarik konsumen untuk membeli.
Kreativitas pengrajin dalam mengeksploi tasi kayu kopi menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomi tinggi tentu juga akan menaikkan nilai ekonomi kayu kopi tua hasil peremajaan yang berdampak positif bagi peningkatan nilai tambah petani kopi. Patut dihargai kreativitas para pengrajin dalam menciptakan produk baru serta lapangan kerja baru, yang berarti turut mengurangi pengangguran serta turut menggerakkan ekonomi sektor informal. Oleh karena itu, dalam era pasar bebas seperti sekarang ini   kreativitas dan inovasi merupakan senjata utama dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin mengglobal.

Sumber:
http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/component/content/article/49-infotekno/190-mengolah-kayu-kopi-menjadi-meubeul-dan-kerajinan-yang-unik. Diakses tanggal 8 November 2014. Pukul 14.36 WIB
Ary Virgianti Setyaningrum
13212/B4/1

2 komentar:

  1. I. Nilai Penyuluhan yang terkandung dalam artikel diatas adalah
    a. Adanya Ide baru, yaitu limbah dari kayu kopi yang sudah tidak terpakai (tergeletak) dan tidak berharga diolah menjadi meubeul dan beberapa kerajinan yang unik yang sehingga menjadi berharga dan mempunyai nilai ekonomis (nilai jual) yang tinggi.
    b. Adanya Sasaran
    a. Sasaran Langsung : kepada para pengrajin kayu.
    b. Sasaran Tidak Langsung : manajer dan agen-agen pemasaran.
    c. Adanya Manfaat
    - Mengolah kayu kopi menjadi meubeul dan kerajinan yang unik tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan masyarakat pengangguran terutama bagi pengrajin kayu.
    - Mengurangi limbah dari kayu kopi yang dapat mencemari lingkungan.
    - Menambah pendapatan baik bagi pengusaha taupun bagi pengrajin (pekerja)
    d. Adanya Nilai Pendidikan, yaitu
    a. Menjadikan masayarakat (pekerja/pengrajin) dapat berfikir kreatif dan inovatif dalam mengolah kayu kopi menjadi kerajinan.
    b. Membuat masyarakat (konsumen) ikut serta berfikir kreatif yaitu lewat ide-ide (masukan dari konsumen) sehingga ide-ide baru untuk mengolah kayu kopi menjadi kerajinan dapat tereksplor.

    II. Nilai Berita
    Nilai berita yang terkandung dalam artikel diatas antara lain
    1. Timeline : artikel tersebut yaitu tentang mengolah limbah kayu kopi menjadi kerajinan merupakan hal yang baru dan tidak basi karena ide-ide kreatif untuk mengembangkan kerajinan terus terupdate.
    2. Proximity : artikel tersebut bersifat dekat dengan pengrajin karena pengrajin langsung yang mendesain kayu kopi menjadi kerajinan yang unik.
    3. Importance : artikel tersebut mengandung informasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan pengrajin karena masyarakat sendiri membutuhkan kebutuhan tersier yaitu akan seni keindahan dari kerajinan kayu kopi.
    4. Prominence : pengusaha dan pengrajin kayu kopi.
    5. Consequence :
    - Jika produksi kayu kopi menurun, maka produksi kerajinan kopi akan menurun.
    - Saingan dari dunia bisnis yang akan terus berkembang mempengaruhi naik turunnya produksi kerajinan kayu kopi.
    6. Conflict : limbah dari kayu kopi yang tidak terpakai menjadikan pencemaran lingkungan.
    7. Weather (cuaca) : cuaca yang tidak menentu mempengaruhi laju produksi kayu kopi.
    8. Development : jika peminat akan kerajinan kayu kopi tersebut sangat drastis maka bisnis kerajinan kayu kopi tersebut dikatakan berhasil. Jika peminat terus menurun dan menjadikan produksi kerajinan kayu kopi berhenti maka bisnis tersebut dikatakan gagal dan bangkrut. Keberhasilan dan kegagalan dari bisnis kerajinan kayu kopi tersebut menjadi bahan berita yang menarik di masyarakat.

    BalasHapus
  2. Nama : Nur Fitrianingsih
    NIM : 13179
    Golongan : B4
    Kelompok : 10

    BalasHapus